BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam
memperbaiki praktek keperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik
keperawatan memberikan fenomena yang perlu dilakukan riset untuk dapat
memperkokoh teori keperawatan. Teori-teori keperawatan yang disusun secara
jelas meningkatkan pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan
mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri.
Teori
keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan
pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan berdasarkan filosofi,
paradigma, serta latar belakang pendidikan dan kehidupan para ahli tersebut,
sehingga masing-masing teori mempunyai perbedaan asumsi terhadap praktek
keperawatan. Akan tetapi pada dasarnya semua teori keperawatan yang ada
mempunyai apresiasi yang sama yaitu terhadap proses pemberian asuhan
keperawatan, dimana klien diberikan kesempatan dan ruang untuk dapat berkembang
secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya selama rentang kehidupan.
Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan
memberikan dasar kerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan. Teori keperawatan sekarang ini sedang berkembang pesat
untuk menjadi sebuah sain keperawatan mulai dari teori pada ranah filosofi,
grand theory, middle range theory maupun practice theory, dalam makalah ini
akan dibahas tentang grand theory
Menurut McEwen
& Wills (2006) yang termasuk dalam grand theory adalah Myra E. Levine: The
Conservation Model, Martha E. Roger: Unitary of Human Being,Dorothea E. Orem:
Self Care Deficit Theory of Nursing, Imogene King: Interacting System Framework
and Middle Range Theory of Goal Attainment, Betty Neuman:System Model, Sister
Calista Roy: Adaptation Model, Dorothy E. Johnson: Behavior Syastem Model, Anne
Boykin & Savina O.S.: Nursing as Caring : A Model for Transforming
Practice,
Salah satu teori
keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers tentang “Unitary Human
Beings”. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan
individu yang holistik, saling memberikan timbal balik dengan individu yang
lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam
paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan seyogyanya
mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, disesuaikan dengan
situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun lingkungan yang mempengaruhi
individu tersebut.
Perawat harus
mempunyai landasan teori keperawatan yang memadai agar dapat memilih dan
menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Instansi
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan menganalisa
dan membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat menggunakan suatu
kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini,
Oleh karena itu Teori Martha E. Rogers serta penerapannya di lapangan sangat
diperlukan dibahas dan disajikan, sehingga pada akhirnya perawat diharapkan
dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.
1.2
Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup
penulisan dalam makalah ini yaitu membahas tentang aplikasi model teori
keperawatan “Martha Elizabeth Roger”.
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Menganalisa dan
membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat menggunakan suatu
kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini,
1.3.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus
dari penulisan makalah adalah:
a. Menganalisa teori model konseptual keperawatan Martha E. Roger ”The
Unitary Human Being ”.
b. Membahas asumsi theorists terhadap konsep-konsep sentral disiplin
ilmu keperawatan.
c. Memaparkan hubungan konsep Rogers sesuai masa dan orientasi
theorist.
d. Menggunakan teori Rogers sebagai pendekatan aplikatif dalam asuhan
keperawatan.
BAB II
TEORI KEPERAWATAN
2.1
Biografi Martha E. Rogers
Martha E. Rogers dilahirkan pada tanggal 12 Mei tahun 1914 di Dalas
Texas, tertua dari 4 bersaudara pasangan Bruce Taylor Rogers dan Lucy
Mulholland tajam rogers. Dia menerima gelar diploma keperawatan dari sekolah
rumah sakit Knoxvillepada tahun 1936. Pada tahun 1937 ia menerima gelar B.S.
dari george peabodyperguruan tinggi di nashville, tennessee.(Tomey &
Alligood, 1998). Setelah aktif sebagai perawat kesehatan dia melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, sampai mendapatkan gelar doktor dari universitas
Johns Hopkins di Baltimore. Menduduki posisi staf dalam keperawatan kesehatan
masyarakat, serta membentuk pelayanan perawat pertama di Arizona, kemudian ia
pindah ke perguruan tinggi sebagai dosen tamu dan bergabung dengan asosiasi
penelitian selama 21 tahun. Rogers adalah Profesor dan Kepala Divisi Perawat
Pendidikan di Universitas New York sampai tahun 1954, disini Roger focus
mengajar, memformulasi dan mengelaborasi teorinya. Dia meninggal pada 13 Maret
1994, pada umur 79. (Hector, 1989 dalam McEwen & Wills, 2011).
2.2
Konsep Teori Martha E. Rogers
Dasar teori
Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi.
Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu
keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia
secara langsung. (Tomey & Alligood, 1998).
Keperawatan
adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa
manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum
dengan memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.
Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas
yang di dasari prinsip - prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas
keperawatan merupakan kegiatan yang bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak,
pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah
disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan
teknologi. (McEwen & Wills, 2011)
2.3
Asumsi teori Martha E. Rogers
Rogers dalam
McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang terdiri dari lima
bagian, yaitu :
2.3.1
Unifield whole is greater and
different than the sum of part.
Manusia adalah
system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses yang utuh dari dirinya
dan antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian dan merupakan
penjumlahan dari bagian-bagiannya..
2.3.2
Mutual exchange of matter and
energy.
Manusia dan
lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk energi keduanya. Individu
dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain.
Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada
seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
2.3.3
Unidirectionality: life process
does not reverse nor repeat.
Bahwa proses
kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu
kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak
akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
2.3.4
Pattern and organization
identify the human field.
Pola dan
organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan suatu bentuk
kesatuan yang inovatif
2.3.5
Human beings have abstraction,
imagery, language, and thought, sensation and emotion.
Manusia
mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan, bertutur bahasa,
sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang
mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Lima asumsi
diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti teori Martha
E. Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri dari: (Tomey
& Alligood, 1998).
a. Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan,
seperti energi manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak
terbatas terdiri dari mahluk hidup dan lingkungannya. Kedua komponen ini tidak
dapat dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.
b. Universe of Open System (Sistem terbuka).
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas
dan terbuka, menyatu antara satu dengan yang lainnya.
c. Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu
dengan bangunan lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa
menjadi suatu indikasi sakit atau penyakit.
d. Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia
yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola
dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang
tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” Empat kedimensian
didefinisikan sebagai domain non linier tanpa atribut, atau mengenai ruang
tanpa batas.
Menurut Martha
E. Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses kehidupan
manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan
hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang
kemudian di kemukakannya. Prinsip –prinsip hemodinamik terdiri dari tiga hal,
yaitu :
a. Resonancy
Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara
manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola
gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah
ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
b. Helicy
Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia
dengan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan
peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan
kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia
dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
c. Integrality
Adalah proses interaksi yang menguntungkan antara manusia dan
lingkungannya secara berkesinambungan.
2.4
Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E. Rogers
Rogers meletakan
sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan manusia.
Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap empat konsep
sentral adalah sebagai berikut :
2.4.1
Keperawatan
Rogers
menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia
sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari
manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai
profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah
ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat
menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta
merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan
bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar
dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk.
(Rogers,1992 dalam Meleis 2007).
2.4.2
Kesehatan
Istilah
kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau
individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap
menunjukkan pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang
konsep sehat-sakit sebagai suatu ekspresi dari interaksi manusia dengan
lingkungannya dalam proses yang mendasar (Fitzpatrick dan Whall, 1986).
2.4.3
Lingkungan,
Lingkungan
sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang diidentifikasi
dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup
segala sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis
2007)
2.4.4
Manusia
Manusia
merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan
lingkungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka.
Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara
kreatif dalam perubahan. (Meleis, 2007).
2.5
Kegunaan prinsip roger dalam konsep keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat
manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi
sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan.
Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika
integrasimanusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas
bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan
untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992). Tujuan ini akan tercermin
dalam proses keperawatan.
Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan
pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan.
Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka
perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien
berpartisipasi, serta bersediamaju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil
keperawatan mandiri, yang Rogers(1992), mempertahankan diperlukan jika klien
berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan,
adalah bekerja dengan klien, bukan kepadaatau untuk klien. Keterlibatan ini
dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua
orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan
kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan
lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat
pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu
pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis
data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai
dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri
berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan
akan dipengaruhi oleh prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa
pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa
tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu.
Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah,
mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti
pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai
referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini
akan mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian
secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan adalah penilaian
dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik
atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara
mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya
ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan
penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang
kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam
proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama,
pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan
jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran
bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan
manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan
berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar
kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang
lebih tentang keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan
tradisi sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis
bahkan mungkin tidak tepat (Smith, 1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan
asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam
lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini
akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu
dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit
sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan
efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan
penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan
kreatifitas.
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk
mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena
proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa
mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat
membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam
eksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan
perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau
memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan
partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak
hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan
mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam
individu
2.6
Kelemahan Rogers tentang homeodinamik
Walaupun
prinsip-prinsip homeodinamik konsisten dengan tujuan universal, ada
keterbatasan utama pelaksanaan prinsip-prinsip universal. Banyak orang
mengalami kesulitan untuk memahami prinsip-prinsipnya. Meskipun asumsi dasar
yang diberikan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan, sistem tetap abstrak.
Persyaratan belum cukup untuk dioperasionalkan untuk menyediakan pemahaman yang
jelas. Kesulitan definisi pengoperasian konsep serta membawa keabstrakan konsep
dan hubungan ke tingkat empiris untuk pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan
perawat (Kim, 1986). Definisi operasional diperlukan untuk pengembangan
hipotesis bahwa tes konsep teoritis dan untuk pemilihan instrumen yang memadai
akan mengukur konsep-konsep yang terlibat (Hardy, 1974).
Pada tahap dalam
perkembangan ilmu keperawatan, instrumen yang cukup akan menilai manusia dalam
totalitas mereka tidak ada. Tanpa instrumen tersebut, kemampuan menggunakan
atau menguji sistem abstrak sepenuhnya adalah hampir tidak mungkin.
Selanjutnya, ketidakmampuan untuk cukup menggunakan atau menguji sistem yang
membuat kesuksesan mengimplementasikan kesulitan keperawatan. Dengan demikian,
penggunaan prinsip-prinsip homeodynamics di dalamnya adalah totalitas terbatas.
(George, Julia B.1995:241)
2.7
Menggunakan prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam
pemberian asuhan Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat
manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi
sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan.
Keberhasilan menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik memerlukan pertimbangan perawat
dalam melibatkan klien pada proses keperawatan. (Alligood, 2006).
Dalam tahap pengkajian keperawatan, semua fakta dan
opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama
mencerminkan prinsip Integrasi, seri berikutnya akan mencerminkan prinsip
resonancy, dan tahap akhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip
helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang
akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang
kemandirian. Kesimpulan ini merupakan diagnosis keperawatan, langkah kedua
dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik.
Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat
dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran
bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan
manusia-lingkungan (Roger, 1970 dalam Meleis, 2007).
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk
mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena
proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa
mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat
membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam
eksistensi. Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan
perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau
memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan
partisipasi aktif dari klien, kesehatan tidak dapat tercapai dengan
mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah
untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu. (Christensen,1995)
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah
dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh,
sehingga pengkajian didasarkan pada lima asumsi dasar dan prinsip-prinsip
hemodinamik Rogers dan yang merupakan bagian dari Building Blocks.
2.8
Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan
Model
konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki
hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya
memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model
keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan.
Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan
menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya
bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger
menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar
pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.
2.9
Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan
ide untuk mendirikan kembali program undergraduated dan graduated dalam
pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap
evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia
berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari,
unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi
perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.
2.10
Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa
teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam
praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam
praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di
kemukakan Martha E Rogers.
1.
Pemberian kewenangan penuh
dalam hubungan perawat klien
2.
Menerima perbedaan sebagai
sesuatu yang wajar
3.
Penyesuaian terhadap pola
4.
Menggunakan modalitas gelombang
seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.
5.
Menunjukkan suatu perubahan
yang positif
6.
Memperluas fase pengkajian
dalam proses keperawatan
7.
Menerima hubungan yang
menyeluruh dalam hidup.
“Tujuan
dari keperawatan adalah untuk membantu semua orang di manapun mereka berada dan
menunjang kesejahteraan yang maksimal bagi individu, keluarga dan kelompok
(Rogers, 1985)”
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
KESIMPULAN
Model konsep dan
teori keperawaran menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama konsep manusia
sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini,Rogers berasumsi bahwa
manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam
proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan
manusia deciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
Asumsi tersebut
didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia
dan lingkungan,kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh
serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri
dari integritas,resonansi dan helicy.
Integritas berarti
individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan,
dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa
proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama
dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya
interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan
– lahan maupun berlangsung dengan cepat.
3.2
SARAN
Kita dapat mengacu pada teory proses keperawatan oleh roger’s untuk
acuan tindakan proses keperawatan
0 komentar:
Posting Komentar